Wednesday, August 11, 2010

ANDAI INI RAMADHAN YANG TERAKHIR

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..
tentu siangnya kami sibuk berzikir, tentu kami tak akan jemu melagukan syair rindu mendayu.. merayu...kepada- NYA Allah Yang Satu

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..
tentu kami akan melaksanakan sholat di awal waktu, sholat yang dikerjakan.. . sungguh khusyuk lagi tawadhu'
tubuh dan qalbu...bersatu memperhamba diri
menghadap Rabbul Jalil... menangisi kecurangan janji
"innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil 'alamin". [sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku... kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekalian alam]

Andai kami tahu ini Ramadhan terakhir.. tidak akan kami sia siakan walau sesaat yang berlalu setiap masa tak akan dibiarkan begitu saja di setiap kesempatan juga masa yang terluang alunan Al-Quran bakal kami dendangkan ... bakal kami syairkan

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir.. tentu malam kami sibukkan dengan bertarawih.. . berqiamullail. ..bertahajjud. ..mengadu. ..merintih. ..meminta belas kasih
"sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurga-MU tapi...aku juga tidak sanggup untuk ke neraka-MU"

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir.. tentu kita tak akan melupakan mereka yang tersayang
mari kita meriahkan Ramadhan kami buru... kami cari...suatu malam idaman yang lebih baik dari seribu bulan

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir.. tentu kami bakal menyediakan batin dan zahir
mempersiap diri...rohani dan jasmani menanti-nanti jemputan Izrail di kiri dan kanan ...lorong-lorong ridha Ar-Rahman

Duhai Ilahi....

andai ini Ramadhan terakhir buat kami
jadikanlah Ramadhan ini paling berarti...paling berseri... menerangi kegelapan hati kami
menyeru ke jalan menuju ridho MU serta kasih sayangMu Ya Ilahi
semoga bakal mewarnai kehidupan kami di sana nanti

MARHABAN YA RAMADHAN

Monday, August 9, 2010

untukmu ANGKU: AKU BERPAYUNG DI NISAN YANG TAK KUSENTUH

Monday, August 9, 2010 3:36 AM
From: "arifin badruddin"
To: "itb74"
Sebuah catatan dari Qwiniy Queen:

Ku kenalkan kau pada dia_katamu pembuka jalan_walau tak begitu dekat...
Dia adalah dia_kesendirian yg tak sederhana_kataku mengelak...
Menjabarkan tentang dia_adalah ruang tamu yang terisi..
Berjalan menyeluruh langkah_jelas_ makin jelas...
Seperti alkah yang jadi seorang bayi....
Telinga kian dekat dalam jarak_tawa derai yg mengisahkan kisah....
Mengapa itu?..
Dengan kata yang tak mematikan_kau tak meminjam abjad yang banyak...
Hanya katamu_dia jenat yang masih hidup_yang tahu hanya aku bukan tak perlu siapa siapa...
Yang kau tahu adalah terberai itu dari keduanya_seperti kamu kan?_dan juga seperti mereka_itu katamu padaku...

Di malamku kau datang dengan vinvet yang beragam cerita...
Indah tertulari akan syair yang syahdu_lelucon nakal yang membuat tawa...
Aku terbiasa dengan aleman itu_karena kau membiasakannya. ...
Gundah itu sesuatu yang riang...
Tak ada kegirisan yang melekat pada resah...
Hatimu putih tak ingin tercampuri dauk...
Rangkaian yang tiada terputus_menjadikan kau anasirku_dan aku anasirmu...
Bagian yang tak bercelah_meski menjadi amorf akan apa yang seharusnya.. .

Tunggu aku di kota berisik dan sesak itu...
Dan kau ada di pintu yang belum terbuka oleh aku undanganmu.. .
Suguhan yang begitu banyak_menjadi anganku yang ingin kau bayar_pada sua yang belum....

Tersedak aku dengan bacaan_bahwa kini kau hanyalah nafas yang pergi_kaku bersama tulang yang tak berdenyut... .
Aku membuang kain pada air mataku_menyeka tanpa henti....
Mengingatmu tak sejumput pun tentang luka_meski itu ada....
Apalagi yang akan jadi graffiti di dinding bumi?_kau tinggal pena yang tak menulis...
Tanpa pamit yang tersinyal_kau menutup mata_sebelum sempat mengarahkan pandanganmu pada jalan jalan yang terjanjikan. ..

Maafkan aku ayah_pintu Ramadhan baru akan di buka...
Syawal masih di batasan asa dan doa_kau tak sempat menjabatnya_ tuk melahirkanmu ke fitrahmu sebagai jalma...
Tak sampai lagi kau di ketinggian itu...
Aku memaafkanmu ayah_akan semua penggalan yang tak sempat kau ucapkan...
DIA maha tahu_lebih mengasihi dari aku_kami_semua. ...

Kini kau ada di lapisan tanah_yang kemarin masih kau pijak...
Mengandum tubuhmu_tapi tidak pikiranmu yang tertitip...
Rohmu berada di bilium jarak jasadmu_tapi tak menjadi had akan bijakmu yang tersisa....
Bawalah pergi amalanmu_yang kau ikhlas dalam syukurmu_akan jadi cahayamu di dunia tanpa waktu...
Tentenglah sajadah malammu yang selalu bersujud_akan jadi permadanimu di hamparan tanpa tanah_di sana....
Gandenglah turut bakti dan cintamu pada rahimmu_yang menempatkanmu di surga_itu janjiNya atas muliakan ibu...
Meski semua itu penilaian terpaham dari aku_yang hanya manusia wigata...
Karena DIA lah yang Maha Tahu_yang menyimpanmu di Arasy-Nya_dengan semua note notemu...
Banyak cinta di sini_di jiwa yang mengenalmu.. .
Banyak kasih di sini_di jiwa yang tersapa hidupmu...
Selamat jalan ayah Angku...
Mataku masih basah....

Salam
Eyang Ipin tasik tea

Syair Sederhana tentang Ibu

angkasa yang bijak
memahat cintamu
dan menyirami bumi
dengan pelangi
keindahan semerbak
merekam cahaya
di dalam benak
yang maha wanita
tegak berdiri
memeluk semesta
dengan puisi

ibu berkata lewat cinta
ia bertutur dalam syukur
hatinya embun
yang merekah
menyegarkan mimpiku
senyumnya rembulan
yang membara
meremajakan langkahku
aku makin habis
saat menembus
lapis-lapis kasihmu

Andai kau ijinkan

Andai kau ijinkan, walau sekejap memandang, kubuktikan kepadamu, aku memiliki rasa… cinta yang kupendam, tak sempat aku nyatakan, karena kau telah memilih, menutup pintu hatimu… ijinkan aku membuktikan, inilah kesungguhan rasa, ijinkan aku menyayangimu…
July 27 at 10:13pm

Barang siapa mengenal yang tersebut

Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua termasa. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan j...anji.
Assalamualaikum pren :)See More

July 28 at 6:04am

Pucuak pisang hijau daunnyo

Pucuak pisang hijau daunnyo, ditimpo paneh ditangah hari, ditangah lalok rasian tibo, raso batamu si jantuang hati. Guruah jo patuih panubo limbek, limbek ditubo di aia tanang, lah tujuah ratuih carikan ubek, badan batamu mangko ka sanang. Gadang ombaknyo si Pasia Puruih, urang manjalo ditangah hari, bukan tak makan badan ko kuruih, Kuruih mamikia si jantuang hati.
July 28 at 8:00am

duh..... Gusti

duh..... Gusti, jangan aku Engkau limpahi Cinta, kuraskeringkanlah aku dari Cinta!, kosonghampakanlah aku dari Cinta!, jika tiada Engkau kilaukan debardegab jantungku, yang selalu bisa tibatiba lunglai dan gemetarbiru dengan ketiadaan nafsu. Jangan aku Engkau limpahi Cinta, jika tiada Engkau kuatkan aku, jika tiada eng...kau teguhkan aku, jika tiada Kau bersamaku. jangan!".......See More

July 28 at 9:41am